Proses langkah-langkah pelaksanaan bimbingan dan konseling

 Proses langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Di suatu sekolah menengah, seorang guru melaporkan kepada guru pembimbing bahwa muridnya yang bernama Budi menunjukkan gejala kelainan dengan murid-murid yang lain. Ia sering tidak masuk sekolah, kemauan belajar berkurang, suka menyendiri, mudah tersinggung, tidak mau mencatat pelajaran, tidak pernah membawa buku dan alat-alat tulis, dan sebagainya. Setelah menerima laporan, guru pembimbing mulai mengumpulkan keterangan mengenai diri anak tersebut, yaitu mengenai alamat, tanggal lahir, orang tuanya, pekerjaan orang tuanya, dan lain-lain. Mulailah guru pembimbing menetapkan bahwa Budi perlu dibantu secara khusus.
Langkah pertama:
Mengadakan penelitian terhadap diri Budi beserta latar belakangnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang sebaik-baiknya tentang masalah atau kesulitan yang sebenarnya sehingga dapat ditetapkan jenis bantuan yang dapat diberikan kepada Budi. Dalam langkah ini guru pembimbing mulai mengumpulkan dokumen-dokumen sekolah tentang diri Budi, seperti buku induk, raport, daftar absen, dan sebagainya sehingga ia mendapatkan data sebagai berikut:
a.     Budi masuk kelas satu dalam umur satu tahun leih tua dari murid-murid lainnya.
b.     Ia pernah tidak naik kelas
c.      Ia tergolong anak yang pandai dalam pelajaran menggambar
d.     Ia tergolong anak pendiam, tidak suka mengajukan pertanyaan

Langkah kedua:
Budi dipanggil untuk diajak berwawancara. Kepadanya dijelaskan bahwa guru bermaksud untuk membantunya, bukan menghukumnya. Pada mulanya, Budi memang merasa ragu-ragu untuk menjawab, tetapi, setelah dijelaskan maksudnya ia mengatakan bahwa ia selalu merasa malu, malas belajar, bodoh, rendah diri, tidak mampu karena umurnya lebih tua dari teman-temannya yang lain. Hal ini dirasakannya sejak ia tidak naik kelas.
Dikatakan pula bahwa di rumah nya selalu dimarahi oleh ibunya, dan ia di rumah bekerja membantu ibu dengan terpaksa. Ayahnya melarang bercita-cita menjadi ahli montir mobil. Ia paling senang pada pelajaran menggambar dan ingin seperti kawan-kawannya yang lain. Pada akhir wawancara, Budi merasa puas karena telah mengutarakan segala perasaannya, dan ia berjanji akan datang lagi bila diperlukan oleh guru pembimbing.
Langkah ketiga:
Guru pembimbing mengunjungi orang tua murid (orang tua Budi). Orang tuanya menerima kedatangan guru pembimbing dengan ramah tamah kedua orang tuanya mengharapkan agar anaknya (Budi) dibimbing sebaik-baiknya. Dalam kunjungan dan wawancara itu, guru pembimbing memperoleh keterangan sebagai berikut:
a.     Ayah budi adalah sopir taksi, yang jarang sekali yang ada di rumah
b.     Ibu Budi adalah penjual sayur di pasar
c.      Budi adalah anak laki-laki satu-satunya yang diharapkan oleh keluarganya sebab semua saudaranya perempuan
d.     Penghasilan orang tua Budi hanya cukup untuk makan saja
e.     Suasana di rumah kurang baik sebab kedua orang tuanya jarang sekali di rumah
f.       Masih banyak lagi keterangan yang lain.
Langkah keempat:
Budi diajak ke klinik untuk di periksa kesehatannya. Dikatakan oleh dokter bahwa Budi tidak memiliki kelainan-kelainan. Otaknya pun sehat, tidak ada gangguan, hanya diperoleh keterangan bahwa Budi pernah sakit thypus.
Untuk membuktikan keterangan dokter ini, diadakan tes untuk seluruh murid kelas enam. Hasilnya menunjukkan bahwa:
a.     Tingkat kecerdasan Budi tergolong normal atau rata-rata.
b.     Ia memiliki bakat mekanis yang tinggi
c.      Ia mudah tersinggung dan sangat memerlukan dorongan
Kemudian diadakan pula lomba mengarang dengan dua judul untuk dipilih, yaitu:
1.     Keadaan di rumahku
2.     Cita-citaku setelah tamat sekolah
Dari kedua judul itu, Budi memilih judul pertama. Ia menceritakan keadaan keluarganya yang tidak memuaskan baginya. Ayahnya yang tidak pernah di rumah, dan ibunya sering marah-marah. Ia menginginkan menjadi seorang montir mobil yang cakap.
Dari beberapa langkah tersebut, guru pembimbing dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a.     Kesulitan Budi:
-          Kesulitan dalam belajar
-          Kurang percaya pada diri sendiri
b.     Latar belakangnya ialah:
-          Kekecewaan ketika tidak naik kelas
-          Suasana rumah yang tidak menyenangkan
-          Ada bakat yang tidak dapat berkembang
-          Umur yang lebih tua dari teman-temannya
Berdasarkan kesimpulan tersebut, guru pembimbing bersama-sama dengan guru kelas dan kepala sekolah mengadakan pertemuan untuk membicarakan tindakan yang akan diambil. Pertemuan tersebut menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.     Jenis bantuan yang akan diberikan ialah:
-          Bimbingan dalam kesulitan belajar
-          Bimbingan pribadi dalam menyelesaikan konflik pribadi
2.     Langkah-langkah yang akan ditempuh ialah:
-          Mengadakan wawancara khusus secara teratur dan sistematis
-          Mengadakan approach dengan orang tua siswa dengan mengunjungi rumah home visit) atau dipanggil ke sekolah.
-          Mengadakan kunjungan ke objek-objek tertentu (karyawisata)
-          Memeberikan keterangan-keterangan yang baik yang ada hubungannya dengan diri anak tersebut
-          Memberikan bantuan khusus terhadap mata pelajaran yang kurang

Setelah diterapkan langkah-langkah hasil pertemuan ini, sebagian kesulitan belajar Budi dapat diatasi, dan ia telah memperoleh harga dirinya kembali. Pertentangan batin yang disebabkan ayah dan ibunya telah dapat diselesaikan.[6]


http://emikomocca.blogspot.co.id/2014/05/langkah-langkah-bimbingan-dan-konseling.html

Komentar